Teringat kembali masa yang lalu
Saat masih ada sebuah kisah
Tentang dua buah insan yang mencinta
Bertukar kasih tiap harinya

Namun kusadari..
Itu hanyalah sebuah cinta semu,,
Cinta yang tidak berbungkus,,
Tanpa adanya ikatan yang jelas
Malu bila ku ingat kembali

Sehina apa diri ini?
Menghiraukan Dia yang selalu meberikan cinta-Nya setiap saat.
Hingga memberikan perhatian yang seharusnya untuk-Nya pada seorang hawa.
Seorang hawa tanpa sebuah ikatan.

Hingga kini telah ku sadari,
Tanda dari kisah lama itu.
Sidik jari yang tertinggal.


Kasih
Tak pernah terbayang oleh ku,
Akan ada air mata di wajahmu
Mengapa kau mau meneteskannya?

Apa karna kepergianku?

Sungguh itu hal yang sia-sia.
Ada hal lebih berguna untuk kau tangisi.
daripada seorang manusia sepertiku.

Jagalah setiap tetes airmatamu.

Karna tiap tetesnya akan dipertanyakan,
Dipergunakan untuk apa dalam tiap tetes yang jatuh.
Akan sangat pilu..
Bila jawabannya untuk seorang adam sepertiku.

Ingatkah semua kelakuan kasarmu pada orang tuamu?

Ingatkah semua kelalaianmu dalam beribadah pada-Nya?
Ingatkah setiap langkah yang kau hentakan untuk bermaksiat?
Ingatkah akan semua dosa-dosa yang telah kau perbuat?
Sungguh itu lebih baik ditangisi dibanding menangisi sebuah tubuh kosong sepertiku.


مَا مِنْ شَيْئٍ إِلاَّ وَ لَهُ كَيْلٌ أَوْ وَزْنٌ إِلاَّ الدُّمُوْعَ، فَإِنَّ الْقَطْرَةَ مِنْهَا تُطْفِئُ بِحَارًا مِنْ نَارٍ


“Segala sesuatu (di dunia ini) pasti memiliki timbangan dan takaran kecuali air mata, karena satu tetes darinya dapat memadamkan lautan api”. (Imam Ja’far, Bihârul Anwâr, jilid 93, hal. 331, Hadis No.14)

Untuk makhluk terindah yang pernah kukenal walau hanya untuk sesaat..


Diam..
itulah caraku mencintaimu karenaNya.Mengharap kesucian agar hatiku dan hatimu tak terbesit nafsu.

Diam..
itulah caraku mencintaimu karenaNya.

Mengharap ketaqwaan agar fitrah itu tidak membuat Rabbku cemburu kepadaku.
Diam.. itulah caraku mencintaimu karenaNya.Mengharap syafa'at agar selamat di dunia dan akhiratNya.

Diam..
itulah caraku mencintaimu karenaNya.
Mengharap keridhoanNya agar Allah tidak membenci perilaku kita.

Diam..
itulah caraku mecintaimu karenaNya.Mengharap keikhlasan agar Allah berikan balasan yang indah bagi pemelihara kesucian.

Aku tidak marah ataupun cemburu, karena aku sadar bahwa kau bukan hakku.
Kadang memang kelemahanku sebagai manusia biasa muncul.
Ada sedikit cinta di hatiku untukmu yang ingin agar kau tahu.
Tapi sekali lagi kau bukan milikku, kau milik Allah.
Jadi biarkan cinta ini ku pendam dalam hatiku.
Bila ada siraman ridhoNya, kita akan bersama.
Namun apabila tidak,
aku yakin akan ada bibit yang lain untuk kita dan pasti yang terbaik untuk kita.
Jadi walau aku cinta, aku memilih untuk diam.

Biarkan Allah Yang Maha Kuasa yg mengaturnya..


Ya... untuk senyummu yang cantik, yang mengirimkan cinta, dan mengutus kasih sayang bagi orang lain.
 
Ya... untuk kata-katamu yang baik, yang membangun persahabatan, dan menghapus rasa benci.

Ya... untuk sedekahmu yang dikabulkan, yang membahagiakan orang-orang miskin, menyenangkan orang-orang fakir, dan mengenyangkan orang-orang lapar.

Ya... untuk kesediaanmu duduk bersama al-Qur'an seraya membaca, merenungi, dan mengamalkannya, sambil bertaubat dan beristighfar.

Ya... untuk kesediaanmu berdzikir, beristighfar, tenggelam dalam doa, dan senantiasa memperbaiki taubatmu.

Ya... untuk usahamu mendidik anak-anakmu dengan agama, sunnah, dan nasihat yang bermanfaat bagi mereka.

Ya... untuk rasa malumu dan hijab yang diperintahkan Allah, karna hanya itulah cara untuk menjaga dan memelihara dirimu.

Ya... untuk pergaulanmu dengan wanita-wanita yang baik dan takut kepada Allah, mencintai agama dan menghormati nilai-nilainya.

Ya... untuk baktimu terhadap orangtua, silaturahim pada saudaramu, menghormati tetangga, dan menyantuni anak-anak yatim.

Ya... untuk membaca sesuatu yang bermanfaat dengan menelaah buku yang menarik dan berfaedah, buku yang menyenangkan dan memberi tuntunan.

Ya untukmu...  hanya untukmu...


Diberdayakan oleh Blogger.

rinaldo pratama